Selasa, 11 Juni 2013

Hari 4 survey : Petang Martabak? Mantaplah

Alhamdulillah. Penuh rasa syukur, selama survey, tim selalu bertemu dengan orang baik (lagi  sholih).  Termasuk di hari ke-4 ini.

Setelah melepas lelah bin penat di kediaman orang tua Syafini, tim kembali memulai aktivitas survey pukul 07.30. Ditemani Ustadz Tarmizi, ayahanda Syafini yang sudah didaulat sebagai panitia LKMA (hehehe), tim memulai dengan survey tempat makan roti canai dan teh tarik. Ternyata harga sedikit lebih murah 20 sen. Jadi bila di kampus-kampus Kuala Lumpur (UM, UIA dan UKM)  1 gelas teh tarik rata-rata  1 RM, maka di Johor Bahru, meski bukan kampus ternyata harganya hanya 80 sen.  Pak Andi pun semakin menikmati roti canai dan teh tarik di kesempatan ke-2 ini. .. (Pikiran nakal, asyik juga  LKMA di KL, sarapan paginya di Johor...hehehe lagi).
Sarapan usai, tim pun bergegas  ke tempat Tadika Pintar Bistari  tak jauh dari tempat  tinggal Ust Tarmizi. Subhanallah, beliau ternyata diam-diam memiliki +- 1.000 murid TK yang tersebar di beberapa cabang  di seluruh kawasan Pasir Gudang.  Satu TK menempati bangunan dua rumah yang sudah dijadikan satu.  1 TK ada beberapa ruangan dan lebih dari 5 KM. Jumlah yang sangat cukup untuk menjadi alternatif menginap delegasi kita nanti. Beliau menyiapkan 2 TK! Subhanallah,  anak-anak akan mendapat 2 pelajaran sekaligus, ilmu leadership dan manajemen level universitas dan level  taman kanak-kanak!
Pukul 8.45, tim melanjutkan perjalanan ke Sekolah Menengah Kebangsaan  Agama Johor Bahru (maksudnya sekolah menengah gabungan level SMP dan SMA selama 5 tahun milik pemerintah dengan sistem boarding seperti Insantama). Sekolah ini yang terbaik di Johor Bahru. Di sini, tim bertemu dengan beberapa Cikgu yang sedang berjaga, karena sekolah sedang libur semester.  Mereka menerima baik maksud kunjungan LKMA nanti.

Pukul 10.00, tim menuju Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Di pintu gerbang sudah menanti Dr. Mohd Amri bin Md Yunus, dosen Faculty of Electrical Engineering yang meraih gelar Doktor di usia 31 tahun, 2 tahun yang lalu. Subhanallah. Ditemani beliau, tim dipertemukan dengan Prof Madya Dr. Shamsuddin bin Ahmad. Seorang profesor matematika  yang selain dosen juga menjadi  Pengetua Kolej 16 dan 17, kolej khusus untuk mahasiswa asing. Ada sekitar 1.000 mahasiswa.  Dengan sangat ramah beliau menerima maksud kedatangan tim. Bahkan, beliau sangat bersemangat hingga mengajak tim untuk makan siang bersama, berdiskusi lebih banyak dan membawa tim ke tempat yang ditunggu-tunggu saat kunjungan nanti, apalagi kalau bukan kedai souvenir.  Semangat 45 beliau ternyata  memiliki jejak panjang. Sejak 1991, beliau sudah bergelut di dunia pembinaan mahasiswa. Berangkat dari keprihatinan yang sama dan diwujudkan dalam aksi pembinaan. Termasuk yang menarik adalah program GOP (Global Outreech Program) yang sedikit banyak mirip-mirip LKMM-nya kelas 11, hanya dengan obyek di kampung-kampung di seluruh dunia.  Singkat cerita, beliau akan membantu untuk kunjungan di UTM, termasuk fasilitas penginapan gratis di kolejnya.

Persis setelah sholat Dhuhur  di Masjid Kampus yang terletak persis di tengah-tengah  UTM,  tim bertemu dengan  Bang Fernando,  mahasiswa program Master  Manajemen SDM UTM yang menjadi Ketua PPI UTM.  Insya Allah, tim PPI UTM pun siap membantu delegasi saat berkunjung nanti.  Prof Shamsuddin merekomendasikan kita untuk mengunjungi Fakulti  Kejuruteraan Elektrik  Jabatan Mekatronika (Robotik), dan Fakulti Kejuruteraan  Mekanikal Jabatan Oceanografi. Tak hanya itu, beliau pun memberikan oleh-oleh khusus untuk tim. Subhanallah...
Tanpa istirahat, tim kembali melanjutkan perjalanan ke Singapura dengan  Bus khusus Singapore Johore Express tepat pukul 02.45 PM dari terminal Larkin. Harga tiket  @ 3.30 RM.  Ustadz Tarmizi melepas keberangkatan tim dengan doa. Tak lupa beliau juga menyampaikan hadiah atas kesungguhan anak-anak kelas 11 yang dilihatnya langsung saat pertemuan Jum’at malam lalu di kampus Insantama. Hadiah itu adalah selama di Johor Bahru (1 hari), seluruh anggota tim akan mendapat uang saku @ 10 RM atas ‘sponsor’ Tadika Pintar Bistari.

 1 jam kemudian bus sudah tiba di perbatasan Malaysia – Singapura. Tim melewati 2 kali pemeriksaan imigrasi. Saat di imigrasi Malaysia, semua lancar. Namun, saat di imigrasi Singapura, tim tersendat. Rupanya bagi mereka yang pertama kali masuk Singapura diberikan perlakuan lebih lama dan detail termasuk cap jempol.  Di sinilah Pak Andi tertahan selama 30 menit... suasana agak ‘horor’ karena Pak Andi tak kunjung keluar dan saya tak boleh menunggu di tempat sementara bis sudah melaju meninggalkan kita...Masya Allah. Doa pun bertaburan...dan alhamdulillah, akhirnya Pak Andi keluar dengan selamat tak kurang suatu apapun dan ... tetap dengan gaya khasnya tersenyum simpul serasa tak bersalah!!!


Alhamdulillah, ternyata bus lain dari perusahaan yang sama datang. Tanpa bertanya lagi, tim pede saja untuk masuk sembari menyodorkan tiket yang tadi dan ternyata...bisa masuk lagi. Plong.  Bus pun meneruskan perjalanan memasuki Singapura sampai di pemberhentiannya yang terakhir, terminal  bus akhir (lupa namanya, kalau tak silap Rochoa). Pas jam 4.15. Di sini tim dijemput Wak Sanusi, kawan ustadz Agus Fanani ayahanda Shobrina yang juga panitia tetap LKMA (hehehe).  Beliau langsung mengajak makan petang martabak spesial ala Singapura! Sambil menyantap makanan dan tak lupa menyeruput minuman resmi LKMA, teh tarik pakai es alias tea ice, tim langsung fokus pada maksud survey. Alhamdulillah, beliau langsung merespon dengan mengajak tim untuk ikut acara jam 08.00 malam ini dan bertemu dengan sejumlah pihak yang memiliki akses ke National University of Singapore, Majelis Ugama Islam Singapore dan Boarding School....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar