Alhamdulillah. Penuh rasa syukur,
selama survey, tim selalu bertemu dengan orang baik (lagi sholih).
Termasuk di hari ke-4 ini.
Setelah melepas lelah bin penat di
kediaman orang tua Syafini, tim kembali memulai aktivitas survey pukul 07.30.
Ditemani Ustadz Tarmizi, ayahanda Syafini yang sudah didaulat sebagai panitia
LKMA (hehehe), tim memulai dengan survey tempat makan roti canai dan teh tarik.
Ternyata harga sedikit lebih murah 20 sen. Jadi bila di kampus-kampus Kuala
Lumpur (UM, UIA dan UKM) 1 gelas teh tarik rata-rata 1 RM, maka di
Johor Bahru, meski bukan kampus ternyata harganya hanya 80 sen. Pak Andi
pun semakin menikmati roti canai dan teh tarik di kesempatan ke-2 ini. ..
(Pikiran nakal, asyik juga LKMA di KL, sarapan paginya di Johor...hehehe
lagi).
Sarapan usai, tim pun bergegas ke
tempat Tadika Pintar Bistari tak jauh dari tempat tinggal Ust
Tarmizi. Subhanallah, beliau ternyata diam-diam memiliki +- 1.000 murid TK yang
tersebar di beberapa cabang di seluruh kawasan Pasir Gudang. Satu
TK menempati bangunan dua rumah yang sudah dijadikan satu. 1 TK ada
beberapa ruangan dan lebih dari 5 KM. Jumlah yang sangat cukup untuk menjadi
alternatif menginap delegasi kita nanti. Beliau menyiapkan 2 TK!
Subhanallah, anak-anak akan mendapat 2 pelajaran sekaligus, ilmu
leadership dan manajemen level universitas dan level taman kanak-kanak!
Pukul 8.45, tim melanjutkan perjalanan
ke Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Johor Bahru (maksudnya sekolah
menengah gabungan level SMP dan SMA selama 5 tahun milik pemerintah dengan
sistem boarding seperti Insantama). Sekolah ini yang terbaik di Johor Bahru. Di
sini, tim bertemu dengan beberapa Cikgu yang sedang berjaga, karena sekolah
sedang libur semester. Mereka menerima baik maksud kunjungan LKMA nanti.
Pukul 10.00, tim menuju Universiti
Teknologi Malaysia (UTM). Di pintu gerbang sudah menanti Dr. Mohd Amri bin Md
Yunus, dosen Faculty of Electrical Engineering yang meraih gelar Doktor di usia
31 tahun, 2 tahun yang lalu. Subhanallah. Ditemani beliau, tim dipertemukan
dengan Prof Madya Dr. Shamsuddin bin Ahmad. Seorang profesor matematika
yang selain dosen juga menjadi Pengetua Kolej 16 dan 17, kolej khusus
untuk mahasiswa asing. Ada sekitar 1.000 mahasiswa. Dengan sangat ramah
beliau menerima maksud kedatangan tim. Bahkan, beliau sangat bersemangat hingga
mengajak tim untuk makan siang bersama, berdiskusi lebih banyak dan membawa tim
ke tempat yang ditunggu-tunggu saat kunjungan nanti, apalagi kalau bukan kedai
souvenir. Semangat 45 beliau ternyata memiliki jejak panjang. Sejak
1991, beliau sudah bergelut di dunia pembinaan mahasiswa. Berangkat dari
keprihatinan yang sama dan diwujudkan dalam aksi pembinaan. Termasuk yang
menarik adalah program GOP (Global Outreech Program) yang sedikit banyak
mirip-mirip LKMM-nya kelas 11, hanya dengan obyek di kampung-kampung di seluruh
dunia. Singkat cerita, beliau akan membantu untuk kunjungan di UTM,
termasuk fasilitas penginapan gratis di kolejnya.
Persis setelah sholat Dhuhur di
Masjid Kampus yang terletak persis di tengah-tengah UTM, tim
bertemu dengan Bang Fernando, mahasiswa program Master
Manajemen SDM UTM yang menjadi Ketua PPI UTM. Insya Allah, tim PPI UTM
pun siap membantu delegasi saat berkunjung nanti. Prof Shamsuddin
merekomendasikan kita untuk mengunjungi Fakulti Kejuruteraan
Elektrik Jabatan Mekatronika (Robotik), dan Fakulti Kejuruteraan
Mekanikal Jabatan Oceanografi. Tak hanya itu, beliau pun memberikan oleh-oleh
khusus untuk tim. Subhanallah...
Tanpa istirahat, tim kembali
melanjutkan perjalanan ke Singapura dengan Bus khusus Singapore Johore
Express tepat pukul 02.45 PM dari terminal Larkin. Harga tiket @ 3.30
RM. Ustadz Tarmizi melepas keberangkatan tim dengan doa. Tak lupa beliau
juga menyampaikan hadiah atas kesungguhan anak-anak kelas 11 yang dilihatnya
langsung saat pertemuan Jum’at malam lalu di kampus Insantama. Hadiah itu
adalah selama di Johor Bahru (1 hari), seluruh anggota tim akan mendapat uang
saku @ 10 RM atas ‘sponsor’ Tadika Pintar Bistari.
1 jam kemudian bus sudah tiba di
perbatasan Malaysia – Singapura. Tim melewati 2 kali pemeriksaan imigrasi. Saat
di imigrasi Malaysia, semua lancar. Namun, saat di imigrasi Singapura, tim
tersendat. Rupanya bagi mereka yang pertama kali masuk Singapura diberikan
perlakuan lebih lama dan detail termasuk cap jempol. Di sinilah Pak Andi
tertahan selama 30 menit... suasana agak ‘horor’ karena Pak Andi tak kunjung
keluar dan saya tak boleh menunggu di tempat sementara bis sudah melaju
meninggalkan kita...Masya Allah. Doa pun bertaburan...dan alhamdulillah,
akhirnya Pak Andi keluar dengan selamat tak kurang suatu apapun dan ... tetap
dengan gaya khasnya tersenyum simpul serasa tak bersalah!!!
Alhamdulillah, ternyata bus lain dari
perusahaan yang sama datang. Tanpa bertanya lagi, tim pede saja untuk masuk
sembari menyodorkan tiket yang tadi dan ternyata...bisa masuk lagi.
Plong. Bus pun meneruskan perjalanan memasuki Singapura sampai di
pemberhentiannya yang terakhir, terminal bus akhir (lupa namanya, kalau
tak silap Rochoa). Pas jam 4.15. Di sini tim dijemput Wak Sanusi, kawan ustadz
Agus Fanani ayahanda Shobrina yang juga panitia tetap LKMA (hehehe).
Beliau langsung mengajak makan petang martabak spesial ala Singapura! Sambil
menyantap makanan dan tak lupa menyeruput minuman resmi LKMA, teh tarik pakai
es alias tea ice, tim langsung fokus pada maksud survey. Alhamdulillah, beliau
langsung merespon dengan mengajak tim untuk ikut acara jam 08.00 malam ini dan
bertemu dengan sejumlah pihak yang memiliki akses ke National University of
Singapore, Majelis Ugama Islam Singapore dan Boarding School....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar