Kegiatan 2 hari ini seru,
mantap. Benar-benar memotivasi saya jadi semangat untuk berubah menjadi lebih
baik. Kegiatan ini juga menambah pengalaman saya, dan mempermudah saya dalam
menambah teman baru yang berbeda-beda. Menguji kita dalam kerja tim, berfikir,
action, sadar, menyelesaikan masalah dengan cepat, berani memulai, mengambil
resiko menuju sukses. Saya pengen ikut acara seperti ini lagi!
Saya berkomitmen di Insantama
akan berubah menjadi makin plus-plus, sholihah, berprestasi dan nanti akan
lulus dari Insantama dengan memuaskan nilainya, juga masuk perguruan tinggi
harapan.
Untuk kakak-kakak di Insantama
juga guru dan muadibah: saya ingin berteman dan bekerjasama di sini dalam
kebaikan, saya ingin dibimbing, diingatkan jika salah, dan diajarkan menjadi
orang yang selalu sukses dunia akhirat.
Subhanallah. Komentar di atas ditulis oleh ananda Nuha Rufaidah, siswa baru asal
Jambi. Komentar ini sekaligus menjadi gambaran umum bagaimana komentar seluruh
peserta atas kegiatan Pesantren Sukses : Motivaksi Kepemimpinan yang dihelat
selama 2 hari ini dalam suasana forum yang tetap fokus, semangat, gembira,
seru, kadang haru, kocak bahkan sampai terpingkal-pingkal.
Brother and Sister, ingin tahu kelanjutan jalannya SEMESTA Day#2 yang diikuti 62 siswa
baru yang berasal dari seluruh Indonesia dan menghasilkan komentar seperti di
atas? Yup. Baiklah, jangan kemana-mana, kita teruskan kisah ini...
---
Malam yang panjang. Menjadi
Ksatria Malam merenungkan semua materi yang telah mereka terima di hari pertama
dan memungkasinya dengan menuliskan draft Mimpi Besar dan Peta Jalan Hidup
untuk 5 tahun ke depan yang akan dibahas di hari kedua ini. Mereka membuatnya
tak sendiri. Ada kakak tua yang setia membantu mereka. Sungguh malam yang tak
terlupakan, mengikatkan persaudaraan mereka dengan kakak tuanya.
Malam pun berganti. SEMESTA hari kedua dimulai. Tepat pukul 06.30 para peserta bergegas pergi
ke tempat acara dengan berjalan kaki.
Diawali dengan games yang
dibimbing oleh para co-trainer dan
asisten. Games-nya adalah membalikkan kain. Bagaimana caranya setiap
kelompok harus membalik kain yang berada di bawah kaki mereka dalam waktu 5
menit. Aturannya sederhana, saat
membalikkan kain, kaki mereka tidak boleh menginjak tanah. Pembimbing ‘sukses’,
peserta kebingungan (hehehe...). Walhasil
hanya 1 dari 5 kelompok yang
berhasil. Akhirnya, Pembimbing buka kartu, kuncinya adalah hanya tim yang solid
alias kompak yang akan meraih kesuksesan!
-----
Saudaraku, tidak ada yang
tidak berubah di dunia ini. Begitu pun hari ke-2 SEMESTA 2013 ini, banyak yang berubah. Mulai dari pakaian peserta, tata ruang bahkan tampilan Trainer Ustadz Karebet
juga berubah (kemarin berdasi, sekarang berkoko...hehehe). Trainer meminta peserta untuk memakai pakaian terbaik yang mereka miliki. Itu semua karena tensi pelatihan di hari ke-2 ini lebih dari hari
pertama. Lebih ekspresif, eksploratif,
kreatif, dan kompetitif. Yup, training
hari ke-2 ini difokuskan lebih banyak
pada praktek penumbuhan dan penguatan sikap mental kepemimpinan
transformasional. Games dan pelibatan peserta lebih banyak dan beragam ketimbang hari
pertama. Apapun, semua pasti ada
hikmahnya. Bahkan games yang
diberikan oleh para Co-Trainer juga
sarat dengan hikmah.
Tepat pukul 08.05, peserta memasuki ruangan karena Training akan segera dimulai. Duet kompak dan kocak Muhammad
Abduh Daymu dan Maulana Ihsan sukses membuat peserta makin
mantap untuk mengikuti semua sesi di hari ke-2 ini.
Setelah mengulas ringkas materi hari pertama, Trainer pun memulai training dengan game. Kenapa harus game lagi? Tak lain
karena syarat peserta mengikuti Training ini adalah harus Siap, Fokus, Antusias dan Bergembira! Juga karena setiap materi pasti ada hikmahnya. Maka dari itu tak ada
yang tak berhikmah, walau hanya sebuah permainan yang
kesannya sepele.
It’s time for the game. Peserta ditantang untuk menemukan titik merah pada sebuah gambar
membutuhkan kefokusan yang ekstra. Antusias peserta meningkat
dan berhasil! Usai permainan, Ust. Karebet memberikan hikmah dari permainan
tersebut. Belum sempat
istirahat dari game pertama, Ust. Karebet lagi-lagi memberikan tantangan.
Kali ini para peserta diminta untuk mencari sebuah benda yang sangat jarang dengan radius hanya 10 meter
dari gedung tempat mereka training. Lebih mencengangkan lagi adalah waktu yang
diberikan tidak kurang dari 5 menit. Upss!
Walau awalnya banyak peserta yang kebingungan dengan perintah yang sangat
jarang diterima itu, namun akhirnya mereka pun
bergerak dan mencari benda-benda yang jarang menurut mereka.
Waktu pun habis. Peserta bergegas kembali ke ruangan sambil menggenggam benda yang
mereka anggap jarang. Ust. Karebet mengecek apa yang peserta bawa, menguji kepercayaan diri dan kejujuran. Kali ini
Ust. Karebet sudah mulai memberikan punishment kepada yang tidak memenuhi aturan tugas. Maka
ketika perintah “siapa yang tidak
memenuhi perintah, silakan acungkan tangan!”, banyak peserta yang kemudian mengacungkan tangan. Hanya sedikit yang
tersisa. Punishment tetaplah punishment, mereka yang tidak memenuhi
syarat akan dikenai punishment. Tapi jangan
khwatir, di sinilah pembelajaran didapatkan. Walaupun dihukum, hukuman yang akan diberikan tetap akan memberikan
hikmah yang tersirat dan tetap sesuai dengan hukum syara. Apa sesungguhnya hukuman
itu? Ternyata peserta diminta membuat rantai manusia
terpanjang dengan menggunakan segala sumberdaya yang melekat pada diri mereka.
Setelah mereka berhasil membuat rantai manusia
yang sangat panjang, sekitar 60 meter dengan cara saling
menyambungkan diri mereka dengan baju, gesper, kaos kaki dan lain-lain yang
mungkin, Ust. Karebet memberikan
hikmah atas hukuman yang beliau berikan sebelumnya. Ketika mereka melakukan
suatu hal maka mereka juga harus berani menerima konsekuensinya. Hukum sebab-akibat
akan senantiasa berlaku. Berani bertindak berarti berani menerima resiko. Siswa
baru SMAIT Insantama disadarkan agar mereka berani menghadapi tantangan hidup beserta resikonya, karena hidup di dunia pasti akan menghadapi tantagan. Di sinilah sikap mental
kepemimpinan kita diuji. Seorang pemimpin adalah seorang yang berani mengambil suatu
tindakan dan berani mengambil resiko atas setiap tindakannya.
Materi terus berlanjut... Ust.
Karebet menambahkan tantangan masa depan yang akan
dihadapi peserta saat menjalani kehidupan di sekolah bahkan selepas itu. Namun,
jangan khawatir, dengan iman yang kokoh dan amal sholih sebagai Muslim Terbaik,
semua itu akan bisa dihadapi! Tapi ingat, semua itu jangan sampai membuat kita
jatuh sombong! Pesan yang sangat kuat.
Apalagi setelah Ust. Karebet
memutarkan tayangan tentang perbandingan planet bumi dengan sejumlah bintang
yang lainnya. Tampak jelas bahwa bumi sungguh tidak ada apa-apanya dibandingkan
matahari. Sebagai manusia, kita sungguh tidak boleh merasa sombong sedikitpun.
Kita tidak memiliki apa-apa di dunia ini. Semua yang kita miliki saat ini hanyalah titipan amanah dari Allah Swt. Hanya Allahlah yang pantas menyombongkan
diri, bukan manusia dan makhluk ciptaan lainnya. Karena ketika rasa sombong itu
meliputi diri, maka celakalah yang akan timbul menghampiri. Iiiihhhh ngeri!
Sampai di sini rasanya training ini selesai. Eit, tapi ternyata tidak. Peserta disuguhi slide spesial. “What Next?” inilah kalimat yang
terpampang jelas pada slide selanjutnya. Setelah semua yang sudah
diberikan kepada peserta, lantas apalagi yang harus dilakukan? Pertanyaan yang membuat peserta berpikir keras. Pertanyaan
interaktif yang sangat menarik ini memiliki jawaban yang singkat. Aksi, inilah
jawaban dari apa yang selanjutnya harus mereka lakukan. Setelah tahap berfikir,
lalu pemahaman maka selanjutnya adalah praktek dari apa yang telah mereka
ketahui dan pahami.
Aksi adalah hal penting.
Karena, tidak akan membekas
dengan jelas apa yang telah dipahami. Siswa diajak untuk membuat suatu
tindakan. Tidak peduli hasilnya akan bagaimana. Hal terpenting adalah berani
mengambil tindakan. Tidak jarang seorang yang sangat yakin dengan tindakannya,
berakhir gagal. Meski sebenarnya kata gagal itu adalah anak tangga menuju kesuksesan. Mari bercermin pada manusia pilihan Allah Swt, Rasulullah Muhammad SAW. Kisah sukses Beliau selama kurun
waktu 10 tahun hingga 620 M menjalankan tugas dakwah di Mekkah ternyata hanya
berhasil mendapat 40 orang pengikut saja. Meski tidak pas, namun jika
dikalkulasi rataanya secara matematika sederhana, maka itu berarti rata-rata
dalam satu tahun, Beliau hanya berhasil mendapatkan 4 orang. Nah, bayangkan
dalam tempo 365 hari hanya 4 orang hasilnya. Beliau gagal ? Tentu saja tidak. Karena
atas izin Allah SWT, dari 40 pengikut itu, Islam membawa rahmat bagi peradaban
dunia selama 14 abad! Subhanallah! Jadi,
please, jangan takut gagal! Atas itu semua, peserta dibawa untuk berani
memulai, memulai dengan langkah pertama, berdaya juang dan jangan takut gagal! Agar aksi itu tetap
fokus, maka peserta pun difasilitasi untuk menuangkannya dalam piagam Mimpi
Besar dan Peta Jalan Hidup yang draftnya telah mereka susun semalam.
Akhirnya hari ini mimpi besar mereka dalam kurun waktu 5 tahun ke depan
itu disampaikan di depan forum dan diaminkan oleh semua yang ada dalam ruangan.
Atas pertimbangan waktu yang terbatas, Trainer hanya bisa mempersilakan 8 orang peserta. Satu per satu peserta maju ke
depan untuk membacakan mimpi besar mereka. Ada yang ingin kuliah di University of Tokyo, menjadi dosen
terkenal di dalam maupun luar negeri, menjadi pengemban dakwah, pengusaha yang
sukses dan masih banyak lainnya. Mimpi-mimpi ini senyatanya mewakili semua
siswa. Semoga mimpi-mimpi besar mereka benar-benar tercapai.
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin.
Suhu terus meningkat, suasana semakin memanas! Mimpi memang telah
dipancangkan, tapi sejarah tak pernah mencatat mudahnya mewujudkan mimpi itu.
Selalu ada tantangan untuk merealisasikannya dan peserta sudah tahu bahwa
opsinya cuma 1 : Hadapi ! Trainer pun menantang lagi peserta dengan tantangan
yang unik, mereka harus mendengarkan lagu Alien
Song dan menyanyikannya kembali dengan lantang. Apa boleh buat, dikarenakan penyanyinya adalah alien jadi lagu yang dinyanyikan tidak
terlalu jelas ... Pokoknya peserta sukses dibuat tegang! Buktinya, meski telah
diputar ulang sampai 3 kali, peserta tetap tidak bisa menirukannya. Pada kali
ke-4, trainer menantang peserta untuk menyanyikannya betapapun mereka tetap
tidak bisa. Kejutan pun terjadi, karena di detik-detik terakhir, lagu yang
harus dinyanyikan pun berubah menjadi
lagu ... “Aku Pasti Bisa”. Peserta pun bernyanyi dengan riang sambil terkekeh.
Itulah, tantangan tak sesulit yang dibayangkan saudara!
Alhamdulillah. Setelah dijeda dengan ishoma. Training kembali
berlanjut.
Brother and Sister, sampailah training pada uji kompetensi sikap mental
kepemimpinan. Secara beregu, mereka berkompetisi membuat berbagai karya yang
melambangkan aspek keyakinan, visi,
kreativitas, ilmiah, dan team building
dengan hanya bermodal kertas HVS. Setelah semuanya beres, para juri yang
terdiri atas para Co-Trainer, Asisten Trainer, perwakilan dari
kelas sebelas sebagai kakak kelas, dan JAISH menilai hasil karya peserta. Muncullah
para juara dengan hadiah yang unik seperti gayung, pasta gigi, shower puff, uang
pembinaan dan lainnya. Training pun
berakhir dengan game ‘Saling Berbagi
Hadiah’ yang hikmahnya jangan sungkan
untuk berbagi ilmu. Berbagi ilmu tak pernah membuat seseorang menjadi
kekurangan ilmu, sebaliknya, malah bertambah dan berlipat! Subhanallah!
Semoga seusai hari ini para peserta benar-benar menikmati setiap proses
pendewasaan di sekolah tercinta Insantama agar menjadi pemimpin umat masa depan
yang berkarakter pejuang, pantang menyerah, setia pada syariat dan tetap
tawadlu seperti yang tergambar dalam mimpi-mimpi besar mereka, Nuha dan semua
siswa baru. Amin allahuma amin.
Buah tomat, Putih melati
bukan bunga mawar,
Buat umat, jadi pemimpin gak bisa ditawar-tawar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar