Minggu, 26 Mei 2013

DAY 1 : Kalian Adalah Mutiara-Mutiara Umat

warteg berbasis syariahdan khilafah
“Bangun.. Bangun..”. itulah kata yang pertama kali didengar oleh para peserta Pra LKMA 3 Go to Bandung (21/5). Tepat pukul 03.00 WIB para rombongan dari SMAIT Insantama Bogor yang telah terlelap di masjid Al-Jihad Universitas Padjadjaran  akhirnya dibangunkan. Tugas pertama untuk para peserta yaitu sholat tahajjud. Inilah hal yang tidak boleh ditinggalkan oleh siswa SMAIT Insantama Bogor dimanapun berada. Walaupun air sedingin es membuat tubuh serasa membeku, namun  tak jadi pantangan bagi para peserta untuk mandi malam sebelum subuh. Aktivitas yang sangat padat membuat para peserta mulai membersihan diri sejak awal.
Salah satu rukun sudah dilaksanakan, saatnya para peserta berkumpul di depan gedung Graha Sanusi Hardjadinata  sampai tiba waktunya sarapan pada pukul 06.15 WIB. Inilah saatnya pelantikan Chief Of Delegation yang akan bertanggung jawab dalam kegiatan rombongan pra-LKMA 3 Go to Bandung hari ini. Dan yang terpilih untuk menjadi Chief Of Delegation hari ini adalah Sayid yang berduet dengan asistennya, Afif. “Semoga kunjungan kita pada hari ini berjalan lancar” sambut Sayid. Inilah pelantikan pertama Chief Of Delegation yang nantinya akan diganti setiap harinya. Kegiatan berlanjut dengan jalan bersama menuju tempat makan yang berada di sekitar kampus.

Gedung Rektor UPI
Tanpa banyak diketahui oleh orang-orang ternyata terdapat juga warteg berbasis Syariah dan Khilafah. Warteg Bu Siti Namanya. Bahkan di sekitar dinding warteg dikelilingi beberapa poster seperti poster sistem keuangan dalam islam, sistem pemerintahan daulah dan berbagai macam poster ideologis lainnya.
Puas menghadapi hidangan yang murah meriah, kegiatan peserta akhirnya dilanjutkan dengan persiapan keberangkatan menuju Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Bisa yang ditumpungi rombongan memberangkatkan para peserta Pra LKMA 3 menuju UPI.  Waktu 20 menit yang ditempuh membuat para siswa-siswi semakin tidak sabar melihat wajah depan UPI.

Penyambut dari UPI langsung membawa kami ke tempat audiensi. Acara berlangsung dengan lancar. Diawali dengan pemutaran film pendek UPI yang mendeskripsikan universitas secara rinci, presentasi dilanjutkan oleh pihak Ikatan Mahasiswa Akutansi (IMAKSI) yang mempresentasikan beberapa program yang dilakukan oleh mereka.

Inilah saat puncak yang ditunggu-tunggu. Seperti biasa, keunikan presentasi LKMA dengan presentator yang seperti parodi menghebohkan suasana presentasi. MC yang diisi oleh dua orang terheboh, Nazhif dan Abduh memberikan kecerian di awal sebelum presentasi dimulai. Dengan presentator pertama pasangan Syifa Naila dan Atika membawa suasana yang serius sehingga para pendengar mulai bersiap dengan presentator-presentator berikutnya. Hal ini berlanjut dengan presentator kedua, Indira, yang berpasangan dengan Seka. Terakhir, pasangan Fatimah Azzahra dan Niki Dwiyanti menutup audiensi berbahasa Arab dan Inggris pun mencairkan suasana yang sempat tegang sebelumnya.
“Kita sendiri ketika menyaksikan siswa dari Insantama yang barusan presentasi tadi tercengang . Padahal kalian masih SMA. Kita sendiri sudah belajar tapi kok gak bisa seperti itu” komentar Bapak Zakaria, Kepala Urusan Kerumahtanggaan Direktorat Akademik UPI. “Kita berharap ada siswa-siswa di sini yang menjadi mahasiswa UPI agar kedepannya mampu mewarnai Indonesia” tambahnya.

Agenda tanya jawab yang berlangsung lumayan lama mampu memikat para dosen UPI yang semakin lama semakin panas. “Baru kali ini saya ditanya pertanyaan-pertanyaan berat seperti ini. Tanya saja mahasiswa yang ada di belakang, sudah lama belum ada yang bertanya semacam ini” jelas Bapak Arim Nasim, salah satu dosen UPI. Terus berlangsung sampai  agenda penutupan pun tiba.

Masjid Al Furqon yang akan digunakan rombongan untuk sholat sudah mengumandangkan seruan-Nya. Para siswa bergiliran ke masjid untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah. Kemudian, anak-anak “dipaksa” merasakan makanan yang dihidangkan oleh rektorat UPI jurusan Akuntansi. Makan bersama, sambil merasakan suasana kesibukan mahasiswa di sekitar gedung.

Dilanjutkan dengan pertemuan bersama perwakilan rektorat, Bapak Toni selaku kepala program studi akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia. Diawali dengan pembacaan Al Quran dan sedikit penjelasan mengenai program studi Jurusan Akutansi.

Lalu tibalah saat pertemuan dengan KALAM UPI. Kajian Islam Mahasisiwa Universitas Pendidikan Indonesia ini merupakan salah satu UKM yang banyak diminati oleh masyarakat kampus. Dengan nama besarnya, UKM ini justru mempunyai tantangan yang paling besar dalam menjalani visi misinya.
MC:Nazhif dan Abduh

Acara diawali dengan pemutaran film mengenai KALAM UPI, yang kemudian dilanjutkan oleh presentasi dari pihak SMAIT Insantama. Kali ini MC diisi oleh pasangan Hasna dan Arin. Presentator pertama dari pasangan Almas dan Fathir, dilanjutkan oleh presentator kedua Aulia dan Reka, dan pasangan terakhir Nabila dan Syifa. Berbagai bahasa yang diucapkan oleh para presentator dapat membuat mahasiswa dari KALAM UPI terkagum.

“Kalo melihat mutiara-mutiara yang bersinar seperti putra-putri ini, kok saya ingin jadi gurunya ya?” komentar Luthfi Hafiduddin, Ketua Umum Kalam UPI. Memang ini tidak seperti yang yang dilakukan oleh mahasiswa biasanya.
Waktu pun membatasi kita. Pertemuan diskusi bersama mahasiswa KALAM UPI yang berlangsung sangat hangat akhirnya harus ditunda hingga pelaksanakan sholat maghrib. Namun, itu tidak menjadi penurun semangat para siswa SMAIT Insantama untuk berdiskusi lebih lanjut.

Perut siswa yang sudah mulai bergejolak menandakan waktunya mengisi perutnya masing-masing. Selalu tetap di warteg langganan “Bu Siti”, siswa ikhwan mengisi bahan bakar untuk aktivitas besok yang pastinya akan lebih berat.

Kembali ke tempat penginapan sementara kami “Masjid Al Jihad” kami merehatkan badan kami. Kami tahu besok adalah hari yang sangat melelahkan. Kunjungan selanjutnya ke Direktoran UNPAD dan Fakultas Kedokteran UNPAD telah menunggu kami. [114]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar