warteg berbasis syariahdan khilafah |
“Bangun.. Bangun..”. itulah kata yang pertama kali didengar oleh para
peserta Pra LKMA 3 Go to Bandung (21/5). Tepat pukul 03.00 WIB para
rombongan dari SMAIT Insantama Bogor yang telah terlelap di masjid Al-Jihad
Universitas Padjadjaran akhirnya
dibangunkan. Tugas pertama untuk para peserta yaitu sholat tahajjud. Inilah hal
yang tidak boleh ditinggalkan oleh siswa SMAIT Insantama Bogor dimanapun
berada. Walaupun air sedingin es membuat tubuh serasa membeku, namun tak jadi pantangan bagi para peserta untuk
mandi malam sebelum subuh. Aktivitas yang sangat padat membuat para peserta
mulai membersihan diri sejak awal.
Salah satu rukun sudah dilaksanakan, saatnya para peserta berkumpul di
depan gedung Graha Sanusi Hardjadinata sampai tiba waktunya sarapan pada pukul 06.15
WIB. Inilah saatnya pelantikan Chief
Of Delegation yang akan bertanggung jawab dalam kegiatan rombongan pra-LKMA 3 Go to Bandung hari ini. Dan yang terpilih untuk menjadi Chief Of
Delegation hari ini adalah Sayid yang berduet dengan asistennya, Afif.
“Semoga kunjungan kita pada hari ini berjalan lancar” sambut Sayid. Inilah
pelantikan pertama Chief Of Delegation yang nantinya akan diganti setiap
harinya. Kegiatan berlanjut
dengan jalan bersama menuju tempat makan yang berada di sekitar kampus.
Gedung Rektor UPI |
Tanpa banyak diketahui oleh orang-orang ternyata terdapat juga warteg berbasis
Syariah dan Khilafah. Warteg Bu Siti Namanya. Bahkan di sekitar dinding warteg
dikelilingi beberapa poster seperti poster sistem keuangan dalam islam, sistem
pemerintahan daulah dan berbagai macam poster ideologis lainnya.
Puas menghadapi hidangan yang murah meriah, kegiatan peserta akhirnya
dilanjutkan dengan persiapan keberangkatan menuju Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI). Bisa yang ditumpungi rombongan memberangkatkan para peserta
Pra LKMA 3 menuju UPI. Waktu 20 menit yang
ditempuh membuat para siswa-siswi semakin tidak sabar melihat wajah depan UPI.
Penyambut dari UPI langsung membawa kami ke tempat audiensi. Acara
berlangsung dengan lancar. Diawali dengan pemutaran film pendek UPI yang
mendeskripsikan universitas secara rinci, presentasi dilanjutkan oleh pihak
Ikatan Mahasiswa Akutansi (IMAKSI) yang mempresentasikan beberapa program yang
dilakukan oleh mereka.
Inilah saat puncak yang ditunggu-tunggu. Seperti biasa, keunikan presentasi
LKMA dengan presentator yang seperti parodi menghebohkan suasana presentasi. MC
yang diisi oleh dua orang terheboh, Nazhif dan Abduh memberikan kecerian di
awal sebelum presentasi dimulai. Dengan presentator pertama pasangan Syifa Naila
dan Atika membawa suasana yang serius sehingga para pendengar mulai bersiap
dengan presentator-presentator berikutnya. Hal ini berlanjut dengan presentator
kedua, Indira, yang berpasangan dengan Seka. Terakhir, pasangan Fatimah Azzahra
dan Niki Dwiyanti menutup audiensi berbahasa Arab dan Inggris pun mencairkan
suasana yang sempat tegang sebelumnya.
“Kita sendiri ketika menyaksikan siswa dari Insantama yang barusan
presentasi tadi tercengang . Padahal kalian masih SMA. Kita sendiri sudah
belajar tapi kok gak bisa seperti itu” komentar Bapak Zakaria, Kepala Urusan
Kerumahtanggaan Direktorat Akademik UPI. “Kita berharap ada siswa-siswa di sini
yang menjadi mahasiswa UPI agar kedepannya mampu mewarnai Indonesia” tambahnya.
Agenda tanya jawab yang berlangsung lumayan lama mampu memikat para dosen
UPI yang semakin lama semakin panas. “Baru kali ini saya ditanya
pertanyaan-pertanyaan berat seperti ini. Tanya saja mahasiswa yang ada di
belakang, sudah lama belum ada yang bertanya semacam ini” jelas Bapak Arim
Nasim, salah satu dosen UPI. Terus berlangsung sampai agenda penutupan pun tiba.
Masjid Al Furqon yang akan digunakan rombongan untuk sholat sudah
mengumandangkan seruan-Nya. Para siswa bergiliran ke masjid untuk melaksanakan
sholat dzuhur berjamaah. Kemudian, anak-anak “dipaksa” merasakan makanan yang
dihidangkan oleh rektorat UPI jurusan Akuntansi. Makan bersama, sambil
merasakan suasana kesibukan mahasiswa di sekitar gedung.
Dilanjutkan dengan pertemuan bersama perwakilan rektorat, Bapak Toni selaku
kepala program studi akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia. Diawali dengan
pembacaan Al Quran dan sedikit penjelasan mengenai program studi Jurusan
Akutansi.
Lalu tibalah saat pertemuan dengan KALAM UPI. Kajian Islam Mahasisiwa
Universitas Pendidikan Indonesia ini merupakan salah satu UKM yang banyak diminati
oleh masyarakat kampus. Dengan nama besarnya, UKM ini justru mempunyai
tantangan yang paling besar dalam menjalani visi misinya.
MC:Nazhif dan Abduh |
Acara diawali dengan pemutaran film mengenai KALAM UPI, yang kemudian dilanjutkan
oleh presentasi dari pihak SMAIT Insantama. Kali ini MC diisi oleh pasangan Hasna
dan Arin. Presentator pertama dari pasangan Almas dan Fathir, dilanjutkan oleh
presentator kedua Aulia dan Reka, dan pasangan terakhir Nabila dan Syifa. Berbagai
bahasa yang diucapkan oleh para presentator dapat membuat mahasiswa dari KALAM
UPI terkagum.
“Kalo melihat mutiara-mutiara yang bersinar seperti putra-putri ini, kok
saya ingin jadi gurunya ya?” komentar Luthfi Hafiduddin, Ketua Umum Kalam UPI.
Memang ini tidak seperti yang yang dilakukan oleh mahasiswa biasanya.
Waktu pun membatasi kita. Pertemuan diskusi bersama mahasiswa KALAM UPI
yang berlangsung sangat hangat akhirnya harus ditunda hingga pelaksanakan
sholat maghrib. Namun, itu tidak menjadi penurun semangat para siswa SMAIT
Insantama untuk berdiskusi lebih lanjut.
Perut siswa yang sudah mulai bergejolak menandakan waktunya mengisi
perutnya masing-masing. Selalu tetap di warteg langganan “Bu Siti”, siswa
ikhwan mengisi bahan bakar untuk aktivitas besok yang pastinya akan lebih
berat.
Kembali ke tempat penginapan sementara kami “Masjid Al Jihad” kami
merehatkan badan kami. Kami tahu besok adalah hari yang sangat melelahkan.
Kunjungan selanjutnya ke Direktoran UNPAD dan Fakultas Kedokteran UNPAD telah
menunggu kami. [114]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar