Dua Tiga Ular berbisa
Malaysia Singapura Bisa
“Huaahh…”.
Sungguh kejadian hari kemarin merupakan kejadian yang sangat melelahkan. Bangun
tidur terasa ada beban yang menimpa badan. Itu sudah menjadi kebiasaan empat
hari berada di Kuala Lumpur. Tapi, nanti dulu, ada sesuatu yang membuat kami lebih
semangat bangun daripada hari-hari sebelumnya. Hari ini kami akan mengunjungi ‘rumah
kami’ yang berada di Kuala Lumpur, dilanjutkan ke Johor yang nantinya akan
menjadi tempat menginap kita nanti selama tiga hari ke depan.
“Ayo!
Semuanya segera bereskan koper masing-masing!” kata Pak Karebet, selaku
pembimbing acara dan penanggung jawab harian kegiatan ini. Hari ini kami sudah tidak bisa lagi menginap
di asrama UM tercinta. Memang sedih, tapi Alhamdulillah, kami dapat kabar bahwa
asrama selanjutnya bakalan lebih ueenaakk. Kolej 11 sudah menjadi tempat
favorit kami untuk makan pagi setelah berolahraga jalan kaki sekitar 2 km dari
kolej kami sebelumya. Wuih.. Perjalanan yang sangat melelahkan. Meneteskan
keringat demi tiba di tempat makan.
Pak Karebet membuka briefing pagi hari |
Seperti
biasa, kami berkumpul, mengevaluasi aktivitas dan penampilan yang kemarin dari
setiap pembimbing, dan yang ditunggu-tunggu yaitu prosesi pergantian Chief of Delegation harian. Untuk CoD dari guru yang semula Pak
Muhib digantikan oleh Pak Andi. CoD dari Ikhwan yang semula Abduh digantikan
oleh Hanif, dan CoD dari akhwat yang semula Najway digantikan oleh Dila.
Selesai peresmian, saatnya mengisi perut masing-masing. Hari terakhir makan di sini,
tidak heran jika kami merogoh koceh yang tidak sedikit.
Waktunya
makan pagi, waktunya penyegaran. Tapi, berbeda dengan kisah berikut ini. Sesaat
sebelum meninggalkan tempat ini, langkah kami terhenti. Ternyata penjaga kantin
tempat kami membeli makan pagi setiap hari mendadak meneteskan air mata. Sang
penjaga tersebut SEDIH tak kuasa menahan air mata ketika tahu bahwa kami akan
meninggalkan UM untuk meneruskan program latihan ini. Setelah kami telusur, ternyata
beliau senang dengan kehadiran kami di sini. Kami mengingatkannya dengan
keluarganya di kampong. Pekerjaan di
sini membuatnya tidak mudah untuk bisa pulang dan pergi, mendatangi kampung dan
menemui keluarganya di Jawa Timur. Hmmm…so sweet.
Bus
sudah menunggu di depan kolej pukul 07.00 waktu Kuala Lumpur, tanda siap
mengantarkan kami ke tempat Kedutaan Besar Republik Indonesia. Pembina kami
mewanti-wanti, itu rumah kita, kita
datang mengunjungi rumah kita sendiri, jadi untuk apa kita grogi di sana. Wewanti
itu diucapkan, karena hari ini, kami mendapat ‘tugas khusus’ yang mengubah
rencana kami sebelumnya. Benar, kali ini kami akan presentasi di sana, tapi kali
ini dengan MC dan presentator yang ditunjuk dadakan pada saat kami melaju di
atas bis. Subhanallah, tugas yang membuat kening kami semua berkerut-kerut
seperti jeruk purut. Bayangkan bagaimana kami harus secepat mungkin beradaptasi
merespon keputusan dadakan pembimbing ini. Hemmm… kami hanya diberi satu
pilihan, take it! Lantas, bagaimana hasilnya?
Begitulah,
di atas roda bis yang terus berputar, terjadilah kabar ‘dag-dig-dug’ di hati
kami para siswa. Siapa yang yang akan menjadi MC dan presentator hari ini, dipilih mendadak 25 menit sebelum sampai di
KBRI. Jeng… jeng… jeng… terpilihlah MC yang akan menjadi sejarah presentasi
kali ini, 4 MC sekaligus. Dia adalah Luqman, Maman, Fathir dan Abduh.
Dilanjutkan dengan pemilihan presentator perwakilan dari ikhwan, terpilihlah
Ihsan dan wakil dari akhwat, terpilihlah Fatimah Azzahra. Mereka berdua menjadi
duo presentator. MC dan presentator tak punya waktu banyak untuk segera
menyiapkan strategi baru.
Belum
tuntas kami membahas strategi, akhirnya kami tiba di KBRI pukul 09.00 Waktu
Kuala Lumpur. Terlihat banyak sekali Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sedang
berkumpul di suatu ruangan. Di tengah gedung terdapat pintu masuk KBRI. Tak
disangka, tak lama setelah kami masuk, kami bertemu dan disambut langsung oleh
Prof Rusdi, PhD, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Malaysia. Meski
merasa senang mendapat kunjungan, Beliau ternyata tidak punya banyak waktu
untuk bersama kami sehingga kami pun serasa mendapat tantangan baru: presentasi
selama 10 menit. Beliau harus segera
keluar kantor lagi!
Pak Rimun | Pak Prof Rusdi | Pak Karebet |
single presentator (ikhwan) : Ihsan |
“Penampilan
luar biasa, bagus, tidak grogi, vocal bagus,
spontan” Komentar Prof. Rusdie. “Inilah sesungguhnya esensi pendidikan.
Inilah bagian yang sering hilang di dunia pendidikan kita”. Dalam waktu yang terbatas,
beliau menjelaskan mengenai kedudukan dan fungsi strategis KBRI di Malaysia. Beliau men-support penuh kegiatan ini. Bahkan,
sebelum meninggalkan ruangan, beliau berpesan kuat pada pembina kami bahwa tahun depan, beliau ingin
mempertemukan siswa-siswa SMAIT Insantama
dengan siswa-siswa Sekolah Indonesia Kuala Lumpur. Beliau ingin
menjadikan kedua sekolah ini sebagai sekolah kembar atau sister school. Langkah pertamanya, sebelum pertemuan
tersebut, pembina kami diminta datang untuk bertemu dengan pimpinan Sekolah
Indonesia. Subhanallah… program LKMA akhirnya berbuah pada pengembangan
jaringan sekolah Insantama tercinta.
Kami
pun rehat sejenak menikmati jamuan khas tahu isi dan martabak mini. Benar-benar
serasa di rumah sendiri. Tak disangka, terlihat seorang Staf Bidang Pendidikan KBRI
Malaysia ikut terkesima melihat presentasi dari kami. Beliau bernama Bu Endang.
Ketika kami ajak untuk berbagi cerita dengan kami, beliau sangat apresiasi.
Tanpa panjang lebar kami pun menggelar tanya jawab dengan beliau melanjutkan sesi
awal tadi.
sesi tanya jawab : Fara |
special gift from SMAIT Insantama oleh Pak Karebet |
it's real KLCC (akhwat) |
Big Bang ikhwan at KLCC |
Tak
terasa, bis sudah menunggu di luar masjid, saatnya kami menuju tempat tujuan
kami berikutnya. Yap, itulah Johor Bahru. Waktu yang ditempuh pun lumayan lama,
terhitung 4 jam dari tempat sekarang, Kuala Lumpur. Akhirnya ada waktu lama
untuk kami beristirahat di atas kursi. Berangkat pukul 14.00 Waktu Malaysia
hingga tiba di Johor pukul 20.00 Waktu Malaysia. Sungguh waktu yang tidak
diduga karena kondisi jalan yang tidak dapat kita perkirakan.
the first dinner at MRSM johor bahru |
suasana ruang makan di MRSM |
Selesai
menata barang bawaan di kamar masing-masing, pukul 10.00 waktu Malaysia kami
pun disediakan jamuan lagi. Tidak heran kalau tengah malam kami sangat tenang
dan tentunya, kenyang. Hingga waktunya tidur, semua terlelap. Kami delegasi
SMAIT Insantama siap menyelesaikan tantangan hari berikutnya!
Bunga mawar bunga melati
Melatinya wangi sekali
Tantangan besok sudah menanti
Kami siap menghadapi
LKMA 2013! Malaysia Singapura BISA!
[114]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar