Minggu, 17 November 2013

#H+5 “Robotic di ujung selatan Malaysia”

Terdengar sayup-sayup shalawat dari speaker surau Maktab Rendah Sains Mara. Satu per satu mata yang terpejam, terbuka meskipun masih terasa berada di alam mimpi. Seperti berada di asrama, berbondong menuju ke surau melasanakan shalat tahajjud yang diteruskan dengan subuh berjamaah. Salah satu yang menarik di subuh ini adalah para siswa yang akan ujian ini mereka tidak tidur di bilik melainkan tidur di surau, mereka bangun sendiri tanpa dibangunkan oleh pembina mereka. Dan salah dua-nya yang menarik di hari ini adalah  Dress code yang digunakan akhwat cukup membuat silau mata, jilbab hitam dan kerudung hijau tosca. Begitu pula dengan ikhwan mereka terlihat lebih dewasa dengan kemeja dan jas yang mereka kenakan.


evaluasi dan briefing pagi hari di Maktab Selera MRSM
Saatnya evaluasi dan briefing, seperti biasa para pembina kita memberikan banyak komentar tentang hari kemarin di KBRI, para pembina dan Prof.Rusdy terpukau dengan presentasi yang dibawakan oleh Ihsan dan Fatimah Az-zahra juga empat orang MC yang membuat presentasi kemarin makin memukau. Pak Rimun belum bisa memberikan nilai sempurna, “kurang W-A-W” katanya. Begitu pula dengan Pak Karebet beliau memberikan nilai 91 hanya beberapa angka lagi untuk mencapai 100.

the delicious breakfast  ^_^
Sarapan siap saji, pancake+telur+kurma+madu dan segelas kopi menjadi santapan kami di pagi hari ini. Di sepanjang langit biru di MRSM banyak sekali gagak berterbangan, menghiasi birunya langit yang akan menghantarkan kita ke UTM (Universiti Teknologi Malaysia). Sebelum berangkat Pak Karebet menunjukkan pada salah satu spanduk yang bertuliskan tekad siswa-siswi mereka untuk lulus SPM (kalau di Indonesia setara dengan UN) dan kami bertekad juga untuk lulus bersama. Bas sekolah telah datang untuk menjemput. Sang CoD menyiapkan pasukannya untuk masuk kedalam bas. Sebagian orang tercengang melihat AC bas yang bolong. Lagu melayu mengiringi kami sepanjang perjalanan menuju UTM.
persiapan menuju UTM, Bas Sekolah
Sampailah kami di UTM salah satu university terbanyak mahasiswa asingnya di Malaysia, bangunannya yang besar, lahannya yang luas membuat kami terkesima akan keluasannya. Sambutan hangat oleh Dr. Muhammad Amri langsung membawa kami ke fakulty of Electrical Engineering, beliau menyelesaikan S3 pada umur 31 tahun. Saat memasuki makmal robotic,terpajang rapih robot-robot yang terlihat canggih dan memukau.

the great MC : Indira Arin
Sahut-sahutan dari kedua belah pihak disudahi, lanjut MC Indira dan Arini yang membuka acara presentasi LKMA. Najway dan Syafini, very good dengan bahasa Inggrisnya yang fasih, Saiful dan Almas yang mengkombinasikan antara bahasa Inggris dan bahasa Arab, presentator terakhir  Lukman dan Sayid yang membuat orang-orang seisi ruangan termehek-mehek mendengar lelucon yang mereka tampilkan padahal ini presentasi bukan jadi MC. Tapi ini very good.

the funny presentator
suasana presentasi di UTM
Selanjutnya kami diajak berjalan kaki menuju Centre for Student Innovation. Diawali dengan berfoto bersama. Presentasi dari pihak Centre for Student Innovation mempresentasikan tentang innovasi itu kita butuhkan. Seperti kita punya masalah, kita harus keluar dari masalah tersebut lalu cari solusinya dengan inovasi. Seperti contoh, masalah yang ada di dunia ini adalah sampah. Sampah adalah salah satu penyebab kotornya suatu tempat. Bagaimana caranya, agar sampah ini tidak berserakan?? Solusinya adalah buat tempat sampah, tapi tidak hanya sekedar tempat sampah itu sudah biasa, munculkan inovasinya. Buat tempat sampah yang ada sensor bunyinya agar orang yang membuang sampah tertarik untuk membuang sampah.
Kami diberikan kesempatan untuk mencoba semua hasil yang telah mereka buat. Ada game BOBOi,tempat sampah sensor bunyi BOBOi, dan masih banyak lagi. Hampir setiap permainan dicoba untuk menghilangkan penasaran kami pada benda aneh yang berada di hadapan kami semenjak tadi.

Jamuan makan siang yang ditunggu-tunggu para peserta LKMA 2013, perut yang keroncongan mulai terisi. Seperti biasa ladies first, antrian yang biasa kita lakukan di asrama kini terjadi di sini. Selesai antrian akhwat, ikhwan langsung membuat antrian yang bisa mereka buat tidak terlalu panjang juga tidak terlalu pendek.
Hari ini, hari juma’t kewajiban untuk para lelaki menunaikan shalat juma’t. Berjalan kaki menuju masjid Sultan Ismail sebagai langkah demi langkah butir-butir pahala, jalanan yang kami tempuh naik-turun belok kanan belok kiri. Kaki terasa pegal? Jelas kami jalan karena Insantama adalah sekolahnya pejalan kaki. Hehehe.

Tak lengkap kalau berkunjung tak membeli cendera hati. Mulai dari gantungan kunci seharga 3.5 RM sampai kaos yang berpuluh-puluh ringgit semua ada di kedai cendera mata UTM. Cukup memuaskan kantong para calon mahasiswa ini. 10 RM bisa dapat gantungan, notebook, dan banyak lainnya.

Puas berpusing-pusing mengitari UTM, buah tangan sudah terbungkus rapi, tak lengkap kalau belum lengkap berpose di depan gedung Cansaler UTM. Alhamdulillah ilmu,pengalaman dan buah tangan sudah ada di genggaman. Bas sekolah datang menjemput kembali ke MRSM. Sepanjang perjalanan kami terlelap dalam mimpi.

Setibanya di bilik, kami turun melewati tangga-tangga kecil untuk memenuhi  panggilan makan malam. Makan malam yang tidak terlalu asingbagi kami yaitu lontong sayur, yang membedakannya adalah kuah sayurnya cukup menggigit ditambah dengan sambel kecap yang menambah cita rasa yang muaaaanntap. Disela-sela makan malam Pak Karebet the coach memberikan pengarahan tentang buku saku yang telah diberikan. Para peserta harus menyimpulkan apa yang telah mereka dapatkan selama lima hari di Kuala Lumpur dan satu hari di Johor. Batas pengumpulan jam enam pagi.

Adzan maghrib berkumandang para siswa-siswi MRSM berbondong-bondong menuju surau. Shalat  maghrib yang dipimpin oleh Ust.Muhibuddin Mudirul Ma’had IBS Insantama. Semuanya tenggelam dalam syahdunya ayat-ayat suci Al-Qura’n yang dilantunkan. Selepas itu, tausiyah dari Ust.Muhib tentang larangan mendekati zina. Para siswa-siswi sangat berantusias mendengarkan tausiyah ini karena di sekolah mereka jarang ada tausiyah semacam ini. Beberapa pertanyaan muncul dari benak mereka dan terjadilah sesi diskusi, dari sesi diskusi ini kami berta’aruf saling bertukar fikiran dan saling mengenal satu sama lain.


[Arza Ar-Rasyid]






Tidak ada komentar:

Posting Komentar