Senin, 18 November 2013

#H+7 “Ketukan Pintu di MRSM”

ucapan perpisahan dari pihak siswa MRSM
Minggu, 17 November 2013. Kembali terdengar suara ketukan di pintu, membangunkan siapapun dari alam mimpi. Rasanya jiwa dan raga sedang tidak bisa berkontribusi, akibat jadwal kemarin yang cukup padat dan melelahkan. Tapi mengingat hari ini adalah hari terakhir di Maktab Rendah Sains Mara, kami tak kehilangan semangat. Walau tak dapat dipungkiri, terdapat awan mendung di wajah kami. Bagaimana tidak, harus meninggalkan tempat yang nyaman bagi kami?



Seperti biasa kami bergegas pergi ke surau, Sholat tahajud, lalu disambung sholat subuh berjamaah. Setelah selesai, kami bersalam-salaman berpamitan walau tak banyak Jemaah perempuan disana, tapi setidaknya dapat mewakili teman-teman yang lain. Untuk hari ini dress code yang dipakai cukup santai. Jilbab bebas dan kerudung hitam untuk akhwat dan kemeja bebas untuk ikhwan.

Pukul 06.00 Kembali dilakukan evaluasi, breafing, dan pergantian CoD di dewan selera. Seperti biasa para pembina menyampaikan komentarnya selama berdiskusi dengan para wakil siswa MRSM kemarin. “Ini yang saya tunggu, jawaban-jawaban yang ideologis.” ujar pak Rimun. Dan kali ini pak Rimun menyebutkan kata W-A-W sampai 3 kali, begitupun Pak Karebet memberikan point 300 dari 500. Penggantian CoD dari Fara menjadi Fiki, dan Almas menjadi Saiful.

Pagi ini kami mendapat tugas melengkapi hasil observasinya sampai pukul 11, karena pukul 12 sudah harus meninggalkan MRSM. Tapi lain bagi ikhwan, mereka diberikan penghargaan berupa main futsal dengan para siswa lelaki, tapi syaratnya laporan harus sudah selesai tepat pukul 11. Dan mereka menyanggupinya.

great photo ^^
 Sarapan pagi kali ini adalah 2 buah telur ½ matang, 3 buah kurma, roti jala, dan segelas kopi hitam. Setelah perut terisi penuh, para akhwat bergegas kembali ke bilik untuk menyelesaikan laporannya. Baru beberapa saat berada dalam bilik, terdengar suara ketukan pintu. Ternyata siswa perempuan datang berkunjung untuk berpamitan, tapi bukan itu saja mereka membawa sebuah bingkisan. Rasa haru memenuhi ruangan, maka terjadilah barter diantara mereka. Tidak hanya di bilik tersebut, ternyata sama seperti di bilik-bilik yang lain.
Tepat pada pukul 11 laporan telah selesai, masih ada waktu 1 jam lagi. Hal ini dimanfaatkan oleh kami untuk berkunjung ke bilik para siswa MRSM. Pintu-pintu kamar diketuk, mengucapkan salam dan pelukan perpisahan. Rasanya 3 malam itu kurang untuk berbagi pengalaman bersama mereka, tapi insyaAllah jalinan persahabatan ini akan terus berlangsung sampai jannah nanti.

ucapan perpisahan dari pihak SMAIT Insantama
Kami berkumpul kembali di dewan selera, tidak hanya kami tapi juga beberapa siswa dari MRSM. Berbagi kesan dan pesan, dan menorehkan janji sebagai seorang pejuang agama Allah. “jagalah islam, jadikan islam sebagai kaki tangan kalian.”pesan Ust.Muhib menutup acara hari itu. Tibalah saatnya kami untuk pergi meninggalkan MRSM, tempat yang meninggalkan banyak kenangan. Namun ada yang menarik, siswa lelaki mempersembahkan tarian “ganbatte-nya” dengan penuh semangat sebagai salam perpisahan. Pukul 12.30 kami meluncur ke jembatan perbatasan sebagai awal tantangan yang baru. Singapore telah menunggu kami.

Baru beberapa meter bus berjalan, tiba-tiba AC bus mati, hal ini membuat kami merasa tidak nyaman. Atas kemurahan hati sang supir dan kebesaran hati kami, akhirnya beberapa saat sebelum sampai di jembatan perbatasan malay-singapore AC ‘dibenahi’ dan akhirnya setelah  menunggu waktu yang cukup lama AC kembali berfungsi.

Sebelum turun dari bus kami berdoa agar diberi kemudahan, pukul 14.40 kami masuk ke dalam imigrasi Malaysia. Ditatap aneh itu biasa, dianggap gila juga wajar, jadi pusat perhatian? Harus itu, bagaimana tidak, kami membuat barisan panjang kebelakang dengan ikhwan yang berjalan lebih dahulu. Memenuhi pinggiran jalan, dan cukup menarik perhatian orang untuk menatap kami.

Imigrasi Malaysia tidak sulit kami lewati, dalam waktu kurang dari 1 jam kami sudah berpindah ke imigrasi Singapore. Misi pertama sukses, kini misi kedua kami hadapi, misi terberat kami. Dengan perasaan was-wes-wos kami melangkah memasuki imigrasi Singapore, yang terdengar cukup ketat pemeriksaanya. Namun Allah memang selalu menolong hambanya kapan dan dimana saja, buktinya dalam waktu kurang lebih 1 jam tepat pukul 16.00 kami sudah keluar dari kantor imigrasi Singapore. Misi kedua kami sukses, dan kami berhasil menginjakkan kaki di Singapore.

suasana presentasi di PERIPENSIS

para tamu dari PERIPENSIS
makan malam pertama di Singapore
Kini tantangan menunggu kami di PERIPENSIS (Persatuan Pencak Silat Singapore ). Tepat pada pukul 17.00 kami sampai di Onand Rd, tempat para ketua gerakan islam Singapore berkumpul. Tantangan kali ini adalah 1 orang bercerita tentang LKMA dalam waktu 7 menit, dikarenakan Ust. M. Abdul Hamid bin Abdullah-pimpinan PERIPENSIS- tidak dapat berlama-lama karena ada urusan. Dan akhirnya M. Afiffudin Al-fakar sebagai ketua LKMA 2013 turun tangan untuk mempresentasikan program LKMA dengan cara bercerita yang cukup ulet dan bahasa campuran inggris dan indonesia.

Setelah semua tentang LKMA dijabarkan, tibalah saat-saat yang di tunggu-tunggu oleh kami. ya sesi tanya jawab, didalam kepala kami sudah terangkai banyak pertanyaan yang ingin diajukan. Tapi apadaya karena waktu yang lumayan sempit akhirnya hanya ada 3 pertanyaan yang dijawab. Seka, Najway, dan Fara menjadi orang-orang yang beruntung karena mendapat giliran untuk bertanya. Pertanyaan mereka beragam, tentang visi misi Madrasah Mal’atif intinya mereka menjalin hubungan dengan memperjuangkan agama. Dari diskusi yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam menghasilkan bahwa Singapore dalam hal menyampaikan pendapat tidak jauh berbeda dengan Indonesia asal tidak melanggar UUD saja.
penyerahan cenderahati langsung pakai 

Pukul 20.00 kami pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju KBRI di Singapore, butuh waktu 30 menit untuk sampai di sana. Akhiranya kami sampai di rumah ‘sendiri’ dan ternyata kami telah ditunggu oleh Pak Alim. Rasa kantuk tak dapat ditahan, hingga akhirnya kami bergegas pergi ke kamar dan menikmati mimpi indah ditempat yang baru lagi.

[Ksatria Malam]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar