ucapan perpisahan dari pihak siswa MRSM |
Seperti biasa kami bergegas pergi ke surau, Sholat tahajud,
lalu disambung sholat subuh berjamaah. Setelah selesai, kami bersalam-salaman
berpamitan walau tak banyak Jemaah perempuan disana, tapi setidaknya dapat
mewakili teman-teman yang lain. Untuk hari ini dress code yang dipakai cukup
santai. Jilbab bebas dan kerudung hitam untuk akhwat dan kemeja bebas untuk
ikhwan.
Pukul 06.00 Kembali dilakukan evaluasi, breafing, dan pergantian
CoD di dewan selera. Seperti biasa para pembina menyampaikan komentarnya selama
berdiskusi dengan para wakil siswa MRSM kemarin. “Ini yang saya tunggu,
jawaban-jawaban yang ideologis.” ujar pak Rimun. Dan kali ini pak Rimun
menyebutkan kata W-A-W sampai 3 kali, begitupun Pak Karebet memberikan point
300 dari 500. Penggantian CoD dari Fara menjadi Fiki, dan Almas menjadi Saiful.
Pagi ini kami mendapat tugas melengkapi hasil observasinya
sampai pukul 11, karena pukul 12 sudah harus meninggalkan MRSM. Tapi lain bagi
ikhwan, mereka diberikan penghargaan berupa main futsal dengan para siswa lelaki,
tapi syaratnya laporan harus sudah selesai tepat pukul 11. Dan mereka
menyanggupinya.
great photo ^^ |
Tepat pada pukul 11 laporan telah selesai, masih ada waktu 1
jam lagi. Hal ini dimanfaatkan oleh kami untuk berkunjung ke bilik para siswa
MRSM. Pintu-pintu kamar diketuk, mengucapkan salam dan pelukan perpisahan.
Rasanya 3 malam itu kurang untuk berbagi pengalaman bersama mereka, tapi
insyaAllah jalinan persahabatan ini akan terus berlangsung sampai jannah nanti.
ucapan perpisahan dari pihak SMAIT Insantama |
Sebelum turun dari bus kami berdoa agar diberi kemudahan,
pukul 14.40 kami masuk ke dalam imigrasi Malaysia. Ditatap aneh itu biasa,
dianggap gila juga wajar, jadi pusat perhatian? Harus itu, bagaimana tidak,
kami membuat barisan panjang kebelakang dengan ikhwan yang berjalan lebih
dahulu. Memenuhi pinggiran jalan, dan cukup menarik perhatian orang untuk
menatap kami.
Imigrasi Malaysia tidak sulit kami lewati, dalam waktu
kurang dari 1 jam kami sudah berpindah ke imigrasi Singapore. Misi pertama
sukses, kini misi kedua kami hadapi, misi terberat kami. Dengan perasaan
was-wes-wos kami melangkah memasuki imigrasi Singapore, yang terdengar cukup
ketat pemeriksaanya. Namun Allah memang selalu menolong hambanya kapan dan
dimana saja, buktinya dalam waktu kurang lebih 1 jam tepat pukul 16.00 kami
sudah keluar dari kantor imigrasi Singapore. Misi kedua kami sukses, dan kami
berhasil menginjakkan kaki di Singapore.
suasana presentasi di PERIPENSIS |
para tamu dari PERIPENSIS |
makan malam pertama di Singapore |
Setelah semua tentang LKMA dijabarkan, tibalah saat-saat
yang di tunggu-tunggu oleh kami. ya sesi tanya jawab, didalam kepala kami sudah
terangkai banyak pertanyaan yang ingin diajukan. Tapi apadaya karena waktu yang
lumayan sempit akhirnya hanya ada 3 pertanyaan yang dijawab. Seka, Najway, dan
Fara menjadi orang-orang yang beruntung karena mendapat giliran untuk bertanya.
Pertanyaan mereka beragam, tentang visi misi Madrasah Mal’atif intinya mereka
menjalin hubungan dengan memperjuangkan agama. Dari diskusi yang berlangsung selama
kurang lebih 1 jam menghasilkan bahwa Singapore dalam hal menyampaikan pendapat
tidak jauh berbeda dengan Indonesia asal tidak melanggar UUD saja.
Pukul 20.00 kami pamit untuk melanjutkan perjalanan menuju
KBRI di Singapore, butuh waktu 30 menit untuk sampai di sana. Akhiranya kami
sampai di rumah ‘sendiri’ dan ternyata kami telah ditunggu oleh Pak Alim. Rasa
kantuk tak dapat ditahan, hingga akhirnya kami bergegas pergi ke kamar dan
menikmati mimpi indah ditempat yang baru lagi.
[Ksatria Malam]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar